Pages

30.10.14

Untuk dia, mereka.

Gue ngga pernah mau hidup dalam kebencian. Mungkin suatu hari yang lalu gue benci banget sama seseorang, tapi itu masa lalu, buat apa gue simpen. Dan ketika saat ini mungkin gue jutek sama orang itu, trust me, I've been trying to be nice, but sometimes they destroy it by doing things that turn my hatred up. Oh no, not hatred, annoyed perhaps? ya.

Oke, this post actually dedicated for my friends out there, they used to be my really good friends, really-good-friends, I mean it !
Well, temen gue yang gue maksud disini yang pertama, we were a good friends since I was in senior high school because he is my friend's boyfriend, dan ketika kemudian mereka putus, my friend asked me to treat him nicely, and I did ! because she's my close friend and I know what they relationship goes like. We, I mean this guy and I, were really a good friend. We support each other, sharing, and so on. Dan ketika perhatian dia sebagai temen gue rasa udah terlalu berlebihan, gue mulai menciptakan jarak. Yeah, I did ! karena gue dari awal ngga pernah ada niat untuk ngasih harapan ke dia karena gue ngga mau juga punya hubungan yang lebih sama dia. I personally appreciate our friendship.
And now, I don't know, ketika gue ngga sengaja menangkap kicauan dia di twitter, gue merasa dia sedang menyindirku. No, gue ngga bilang ini tanpa alasan. Karena sebelum dia bahagia dengan seseorang yang sekarang, he was with me.

Dan satu lagi, dia perokok. Dan ketika gue berkicau tentang bahaya merokok dan kejengkelan gue sama orang yang merokok, mungkin dia ngerasa kalo gue lagi ngomongin dia, haha, come on, gue bukan benci orangnya, tapi benci rokok, mungkin sih jengkel sama orangnya, tapi itu kalo dia ngerokok di sembarang tempat, go away from me lah kalo mau ngerokok, gitu aja bahasa singkatnya, tapi sekali lagi ini bukan tentang dia.

Temen gue yang gue maksud selanjutnya adalah temen SMA gue, kita deket banget, bahkan sempet bikin nama buat persahabatan kita bertiga. Ahh, sebenernya gue maleees banget cerita tentang satu orang ini. Should I continue ?? Nope, sorry. I can't. Tapi yang paling penting adalah gue selalu mencoba buat memperbaiki keadaan, tapi yang gue rasa adalah kecanggungan dia, faking smile, dsb dsb. Dan itu merusak suasana. Sampe akhirnya gue memutuskan untuk, okay I gotta go.

Jadi yang pengen gue bilang sama mereka, I never suppose that our friendship goes this way. No contact, teasing each other, ah, I never imagine this. We were formerly a good friend, but why ? Can we just forget the past ? act like nothing happen except we both are too busy with the own world. Say hi ! and start all over again without awkward, fake response,or anything offend. Can we ?

No comments:

Post a Comment