Pages

9.5.15

May 9, 2015

Gue nulis ini karena rasa heran gue sama sahabat gue yang bisa nulis tentang seseorang di blog yang dia punya. That's not easy. Gue coba dengan susah merangkai kata-kata yang gue punya buat nyusun ini, jadi jangan heran kalo tulisan ini ngga ada strukturnya. Sekadar untuk menyimpan saja, tentang dia.
So, there's someone. Seseorang yang bener-bener ngga gue duga bakal datang secepat itu — semoga ngga akan pergi. Seseorang yang seringkali bikin gue ragu sampe dia bilang "aku ngga pernah ninggalin seseorang, ngga akan pernah", dan aku pegang kata-kata itu. Seseorang yang udah bikin gue heboh ke kedua sahabat gue "man! Kata-kata gue ada di dia!". Seseorang yang udah bikin gue nelen ludah gue sendiri ketika mba kos wanti-wanti gue ttg cinlok di lokasi kkn — hahaha, memalukan.
Gue ngga tahu pasti sejak kapan benteng yang gue bangun mulai retak. Yang pasti, benteng itu runtuh seketika ketika dia bilang "Iya," dengan sepasang mata yang ngga ragu menatapku.
Kadang gue pikir dia cermin gue banget. Tapi ngga jarang juga gue pikir kami sangat berbeda, tapi dia suka, haiss, gagal fokus. Kalo ditanya apa yang ngga gue suka dari dia, gue jawab gaada. I don't know, mungkin karena gue masih tahap mengenal dia, jadi apapun tentang dia, ngga masalah asal itu bener-bener dia.
Someone in a book said, "I understand why people hold hands : I'd always thought it was about possessiveness, saying 'this is mine'. But it's about maintaining contact. It is about speaking without words. It is about I want you with me and don't go." Dan benar saja. Kami bisa saja saling diam tak bersuara, tapi melalui jari-jari tangan kami, kami saling bicara. It's beautiful when his fingers and mine intertwined together. And when our eyes met, I knew that I love him, and I can't deny.

p.s. I remember that day when our eyes first met, and that was weird awkward moment. Hihi. Ah so funny how the time has brought me here with you, L.

2 comments: